SOPPENG INFO, SOPPENG — Baju batik Kementerian Agama Soppeng jadi sorotan dari kalangan ahli sastra bugis dan warga masyarakat soppeng.
Baju batik yang didesain tim Kemenag Soppeng dan dipakai oleh ratusan kalangan ASN dan honorer Kementerian Agama Soppeng tersebut menuai kritikan dikarenakan bertuliskan lontara bugis “Sope” dengan variasi berjarak, jika dibaca artinya Sope (Robek).
Terkait penulisan lontara bugis “Sope” di baju batik Kemenag Soppeng pakar ahli sastra bugis DR. Karim memberikan penjelasan keredaksi Soppeng Sulselinfo.com.
Menurut DR. Karim, kalau dari segi tulisan itu memang benar. Tapi ketika hurufnya berpisah dan berulang berulang hal tersebut bisa melahirkan berbagai makna dari pembaca yang kalangannya bervariasi, Jum’at, (19/05/2023).
Saya sudah melihat dan memperhatikan baju batik tersebut serta corak dan kelelawarnya, menurut dia, dalam penulisan nama daerah itu perlu kehati-hatian, karna ini menyangkut simbol nama daerah, tambah DR. Karim
Apa lagi tulisannya berjarak Sope-Sope mungkin niatnya untuk sebuah seni, namun penulisan tersebut dapat ditafsirkan lain oleh masyarakat, tukas Dr. Karim.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Soppeng Afdal SAg MM yang dihubungi via telpon terkait viralnya baju batik bertuliskan Sope (sedang berada dimakassar), menyampaikan soal kata SOPPENG dalam bahasa lontara hal itu sudah benar menurut teman teman setelah diskusi ulang sebab tidak ada ejaan NG dalam kamus lontara,
kata Afdal
Kata dia, soal tulisan SO dan PENG berpisah dalam desain baju jadi kami kira sekali lagi ini penafsiran kami soal tulisan mengikuti gaya seni dan sama sekali tidak ada maksud merusak apa yang sudah diyakini selama ini di kab soppeng terlebih teman yang tiada lain masyarakat soppeng juga yang mendesain baju tersebut, imbuh Afdal
Anwar Paturusi Ketua LSM Sidik Soppeng angkat bicara terkait tulisan lontara ” Sope-Sope” tersebut, menurut dia, tulisan baju batik Kemenag Soppeng “Sope-Sope” telah melukai kami selaku warga masyarakat Soppeng.
Seharusnya sebelum dicetak ditanyakan dulu dan didiskusikan ke para ahli sastra bugis yang memahami lontara bugis terkhusus ini masalah simbol nama Daerah yaitu Soppeng, pungkas Anwar.***
Tinggalkan Balasan